Tuesday, 12 January 2016

41/10

Photographed by Dian Suminar 

11 Januari 1975 - 2016
Senin kemarin adalah hari di mana aku melewati tahun pertama usia 40-an. I was turning 41! Tapi umur hanyalah angka bagiku. Aku selalu berkata "I am a 21 year old woman trapped in a 40-ish year old body!" Semangatku untuk belajar, bertualang dan bersuka ria masih sama dengan ketika aku baru saja menginjak usia 21 tahun. 

Sebagai seorang yang sudah berkepala 4, aku masih merasa tak banyak pencapaian yang sudah aku dapatkan. Bukan tak ada, hanya tak banyak. Tapi rasa inilah yang selalu harus menjadi motivasi agar aku tetap giat berkarya. Beberapa teman dari komunitas sudah punya film tentang diri mereka. Baik itu film dokumenter ataupun film layar lebar. Cukup banyak yang sudah memiliki biografi tentang kisah hidup mereka sebagai ODHA yang berdaya dan menjadi inspirasi bagi banyak teman-teman komunitas yang lainnya. Lebih banyak lagi teman-teman komunitas yang sudah menerbitkan jurnal penelitian dan malang melintang di dunia advokasi nasional. regional hingga ke tingkat internasional. Aku? Hmmm... aku tidak punya semua itu. Satu-satunya buku yang aku tulis adalah proyek idealis bersama seorang sahabat yang berangkat dari keinginan untuk mengemas hasil penelitian dalam format yang lebih ringan agar bisa dinikmati oleh pembaca umum. Tapi buatku, buku ini adalah pencapaian ultimaku di usia 40 dan aku cukup senang dengan hasilnya. Usia 40-ku ditutup dengan terbitnya sebuah buku kumpulan cerita.

Setiap tahun aku selalu merayakan hari ulang tahunku bersama teman-teman dan orang terdekat. Tahun ini aku melewatkannya seorang diri. Hariku dimulai dengan bekerja, lalu sorenya aku pulang dan menghadiahi diriku sendiri dengan wewangian kesukaanku. Malam hari aku mentraktir diriku sendiri dengan dinner yang superb, lalu menikmati minuman kesukaanku sambil menikmati live music di sebuah bar. Setelah itu aku duduk di sebuah taman di Jakarta hingga tanggal 11 berlalu sebelum kemudian aku kembali ke kamar kosku.

Kesendirian telah mengajariku bahwa hari spesial kita tak selalu bermakna spesial untuk orang lain, maka aku tak bisa memaksa orang lain untuk terlibat dan memperlakukanku bak princess hanya karena aku berulang tahun. Dan aku juga tak bisa menuntut, karena mungkin hanya aku yang menganggap hari itu istimewa. Bagi orang lain, tanggal 11 Januari 2016 adalah hari Senin biasa. 

Kesendirian telah mengajariku bahwa kita boleh saja berharap atas suatu hal, tapi pada akhirnya kita hanya bisa bergantung dan mengandalkan diri sendiri untuk merasa bahagia. Janganlah pernah menggantungkan kebahagiaan itu di pundak orang lain, karena kita tak bisa membuat orang lain bertanggung jawab atas kebahagiaan yang kita inginkan. Terutama jika orang tersebut sedang tidak merasa bahagia. Bagaimana mereka akan membahagiakan kita, sedangkan membuat dirinya sendiri bahagia pun sulit?

Maka berlalulah ulang tahun ke-41 itu dalam kesenyapan dini hari yang sejuk beraroma hujan gerimis. After all, I am my own best friend....

15 Mei 2006 - menuju 2016
Limabelas Mei tahun 2006 adalah tanggal ketika pertama kali aku mengetahui status HIV-ku. Yang artinya tahun ini sudah masuk tahun kesepuluh aku mengetahui status HIV-ku. Belum tentu aku sudah 10 tahun terinfeksi. Mungkin saja lebih. Tak pernah ada yang tahu kapan seseorang mulai terinfeksi HIV. Yang kita tahu hanyalah tanggal pertama kali kita menerima diagnosa infeksi tersebut.

Tahun kesepuluh dan apa yang berubah? Tak ada. Selain aku harus minum obat secara tertib dan teratur setiap hari dan menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim, tak ada. Tak ada masalah dari teman ataupun kerabat. Tak ada masalah dalam hubungan pribadi ataupun pekerjaan. Tapi mungkin aku adalah satu di antara sekian juta ODHA yang beruntung karena aku tahu masih sangat banyak teman-teman ODHA di luar sana yang mengalami hal-hal kurang enak terkait status HIV mereka.

Haters? Hahaha... tentu saja ada! Ada beberapa gelintir orang yang menganggap bahwa aku hanya berjuang untuk diriku sendiri dan bukan untuk komunitas. Aku memilih untuk mengabaikan omongan-omongan seperti itu. Toh mereka tidak berada denganku 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Mereka hanya bisa melihat apa yang aku pilih untuk diperlihatkan kepada publik. Tapi sudah tentu aku memang berjuang untuk diriku sendiri, karena aku anggota komunitas. Apa yang aku perjuangkan untuk diriku, akan berdampak untuk komunitasku juga. Begitupun sebaliknya. Seorang sahabat pernah berkata padaku, ketika melakukan sesuatu, kita ini layaknya penjaga gawang. Tak peduli seberapa banyal gol yang bisa kita selamatkan, orang hanya akan mengingat gol-gol yang tak berhasil kita selamatkan dan membuat gawang kita kebobolan. We do good, people bitch. We do bad, people bitch. So, I might as well just do my best!

Menginjak tahun kesepuluh, aku masih terus berharap kemajuan ilmu kedokteran akan segera merealisasikan kesembuhan bagi ODHA dan vaksin penangkal untuk melindungi mereka yang negatif. Aku berharap aku akan masih punya cukup energi dan kekuatan untuk berkontribusi dan berjuang dengan caraku sendiri. Aku berharap isi kepalaku masih bisa bermanfaat bagi orang lain dan terus berharap agar problematika stigma dan diskriminasi segera menjadi sebuah legenda dan cerita masa lalu bagi ODHA di seluruh dunia.

41/10
So, I am 41 years old in age with 10 years of experience in living with HIV. And let me tell you, my friend... It's not bad... It's not bad at all!


"It's not who I am underneath. It's what I do that defines me..."
--- Bruce Wayne ---


No comments:

Post a Comment