Beberapa tahun yang lalu aku berkenalan dengan seorang laki-laki muda. Andreas namanya. Perkenalan kami memang tak sengaja, kala itu kami sama-sama suka berselancar di Twitter dan seringkali saling berbalas cuitan. Andreas selalu mencuitkan hal-hal yang cukup keras, kritis, frontal, politis tapi pada saat yang sama, santai dan kocak. Kata-katanya tajam dan cukup menohok. Aku cukup suka dengan gayanya yang berani namun santai. Belakangan aku juga tahu Andreas banyak menyuarakan dukungannya atas keadilan gender dan kesetaraan hak kawan-kawan LGBT, pecandu dan ODHA. Bahkan dia cukup keras menyuarakan hal-hal tersebut.