Laki-laki itu duduk di teras
bangsal rumah sakit. Matanya tampak menerawang menatap butiran hujan yang
jatuh. Ada sedikit kesenduan bercampur galau tergores di wajahnya. Suster Lia
mencolek lenganku, “Itu orangnya ya Rat… Sudah diberi tahu kalau Ratri mau
datang kok… Ingat ya Rat, dia belum tahu kalau istrinya juga korban perkosaan…
minta tolong nanti, kalau Ratri memberitahu, agak hati-hati. Sensitif soalnya…”
aku mengangguk sambil mengucapkan terima kasih karena telah diantar sampai ke
bangsal. Suster Lia lalu berbelok masuk ke ruang perawat, sementara aku terus
menuju ke arah laki-laki itu.